HUT ke-80 RI: Ribuan Warga Sumurgenuk Gelar Karnaval Akbar Penuh Makna
Lamongan, wongbodhojournalist.site – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, warga Desa Sumurgenuk dengan antusias menggelar pawai karnaval pada Minggu siang, pukul 13.00 WIB. Ribuan warga memadati Lapangan Bulutrate sebagai titik kumpul awal sebelum pawai dimulai.
Antusiasme warga sangat terasa karena pada tahun sebelumnya kegiatan karnaval sempat ditiadakan akibat kekhawatiran akan potensi kericuhan pasca perbedaan pilihan dalam pemilihan kepala desa. Tahun ini, panitia pelaksana bertekad untuk mengemas acara secara tertib dan kondusif.
Sebelum pawai dimulai, seluruh panitia terlebih dahulu mengikuti briefing di Kantor Desa Sumurgenuk. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh petugas memahami tugas masing-masing di titik-titik yang telah ditentukan.
Barisan pawai diawali oleh lembaga-lembaga pendidikan di desa, mulai dari TK, SD, MI, hingga beberapa TPQ yang turut berpartisipasi. Pakaian dan penampilan peserta dikemas dengan sangat beragam dan menarik, menampilkan karakter dari berbagai profesi seperti guru, petani, pejabat, hingga pejuang kemerdekaan. Tak ketinggalan pula berbagai busana adat daerah yang mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman.
Kepala Desa Sumurgenuk, Bapak Supa’at—yang akrab disapa Abah Paat—secara resmi memberangkatkan peserta pawai. Dalam sambutannya, beliau menghimbau seluruh warga untuk menjaga kerukunan dan keamanan demi kelancaran acara. “Mari kita jaga bersama kedamaian agar acara ini berjalan lancar sampai selesai,” ujar Abah Paat.
Rute pemberangkatan dimulai dari wilayah Dusun Ploro, dilanjutkan ke arah Bulutrate. Pihak keamanan turut siaga sepanjang jalannya acara. Babinsa dari Koramil Babat, Babinkamtibmas dari Polsek setempat, pemuda-pemudi karang taruna, serta Linmas Desa Sumurgenuk bekerja sama dalam menjaga ketertiban.
Semangat gotong royong juga tampak dari para Ketua RT se-wilayah Desa Sumurgenuk yang aktif mengoordinasi warganya untuk turut memeriahkan pawai. Salah satu penampilan yang menyita perhatian adalah drama kolosal bertema “Kerja Rodi / Romusha” pada masa penjajahan Jepang. Drama ini dipentaskan oleh warga RT 03 RW 04 Dusun Ploro, dengan skenario digarap oleh Mas Joni.
“Kita harus ingat betapa beratnya perjuangan kemerdekaan. Banyak nyawa dan harta dikorbankan demi kemerdekaan bangsa ini,” ungkap Mas Joni saat diwawancarai.
Pawai berakhir di Dusun Ploro, di mana seluruh peserta kemudian kembali ke wilayah masing-masing dan menggelar makan bersama sebagai bentuk syukur serta mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Semangat kebersamaan, nasionalisme, dan gotong royong yang ditunjukkan oleh warga Desa Sumurgenuk hari ini menjadi cerminan bahwa peringatan HUT RI bukan sekadar seremonial, melainkan wujud nyata cinta tanah air.
Penulis:Achwan - Editor: Bwrd
Posting Komentar