Pembongkaran makam palsu kembali terjadi di area Mojokerto, tepatnya di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto
Mojokerto | wongbodhojournalist.site - Media Wongbodho melalui jurnalisnya menemui salah satu anggota PWI dan LS, Antok, yang mengungkapkan bahwa memang di lokasi tersebut tersiar kabar adanya 15 makam, dan 2 di antaranya dinyatakan asli atas nama Mbah Sogo dan Mbah Budiman.
Keberadaan makam-makam palsu ini dibawa oleh Mbah Soleh, anggota PWI dan LS, yang diberikan kuasa penuh untuk mendampingi pembongkaran makam yang akan dilaksanakan pada 14 Januari 2025, sesuai dengan poin 3 yang tertuang dalam berita acara Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto, dalam rangka musyawarah dan rembuk desa terkait pembahasan makam pada 7 Januari 2025 yang bertempat di balai desa.
Namun, pihak desa dan perangkat secara sepihak membongkar makam tersebut dan mengingkari kesepakatan pembongkaran. Mereka membongkar makam secara diam-diam pada 13 Januari 2025 tanpa merasa bersalah. PWI dan LS merasa sangat kecewa atas kejadian ini karena dianggap melanggar kesepakatan dan tidak melakukan koordinasi terkait pembongkaran tersebut, sehingga menimbulkan polemik di masyarakat. Hal ini memicu reaksi dari berbagai aliansi, bahkan melibatkan ratusan budayawan dan berbagai organisasi masyarakat.
Kekecewaan ini dirasakan oleh banyak kalangan karena sudah ada kesepakatan bersama untuk melakukan pembongkaran makam, namun dilanggar oleh pihak pemerintah desa setempat sehari sebelum pelaksanaan yang disepakati. Surat kesepakatan tersebut telah diterbitkan dan dilengkapi dengan tanda tangan Kepala Desa, Bapak Mukhammad Khoirun.
Kepala Dusun Bendo Kumitir memberikan klarifikasi atas keputusan tersebut. "Saya mewakili Kepala Desa karena beliau sedang sakit saat ini. Kami mohon maaf kepada seluruh aliansi serta PWI, LS, dan juga ormas atas pembongkaran makam ini tanpa koordinasi. Hal ini dilakukan demi menjaga agar lingkungan tetap kondusif di masyarakat, sesuai dengan kesepakatan desa," ujarnya.
PWI dan LS meminta agar pemerintah desa memberikan perhatian khusus terkait temuan makam-makam palsu atau yang terindikasi sebagai makam baru, termasuk makam yang bertuliskan habaib yang dianggap palsu. Temuan tersebut diharapkan segera dilaporkan demi menjaga keaslian situs ini budaya.
PWI dan LS akan terus berkomunikasi dengan pemerintah desa, masyarakat, serta pihak terkait agar terus memberikan informasi mengenai keberadaan makam yang dianggap palsu oleh masyarakat setempat.
Redaksi: Tim Wong Bodho Journalist
Posting Komentar