Sidoarjo | wongbodhojournalist.site – Pemerintah Desa (Pemdes) Wonoayu kembali menggelar acara tradisional Keleman Wayang Kulit, sebuah tradisi tahunan yang diadakan untuk melestarikan budaya lokal.

Acara yang berlangsung pada Jumat (tanggal tidak disebutkan) ini mendapat sambutan hangat dari warga Desa Wonoayu dan pengunjung dari luar wilayah.

Pagelaran tersebut mengundang Ki Dalang Supriadi dengan lakon "Ngadeke Masjid Demak."

Selain pagelaran wayang kulit, rangkaian acara tradisional ini juga meliputi tasyakuran pada pagi hari pukul 08.00 WIB, ritual ruwatan pada pukul 14.05 WIB, pertunjukan karawitan pukul 21.00 WIB, dan dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit hingga selesai.

Hadir dalam acara ini Plt Camat Wonoayu, Drs. Imam Mukri Afandy, M.Si., serta jajaran Babinsa dan Bhabinkamtibmas, yang turut mendukung kelancaran jalannya kegiatan.

Kepala Desa Wonoayu, H. Supriadi, B.Sc., dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi Keleman atau Sedekah Bumi yang telah menjadi adat istiadat turun-temurun di Desa Wonoayu.

"Kegiatan ini adalah permintaan masyarakat, terutama para petani, untuk melestarikan tradisi leluhur sekaligus sebagai bentuk syukur atas hasil panen. Kami berharap melalui acara ini, masyarakat, khususnya petani, dapat meningkatkan produktivitas panen padi yang melimpah dan terus sejahtera," ujar H. Supriadi.

Warga yang hadir sangat antusias mengikuti rangkaian acara dari pagi hingga malam.

Tidak hanya warga lokal, banyak pengunjung dari luar Desa Wonoayu yang turut menyaksikan pagelaran wayang kulit.

Suasana penuh semangat ini menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap tradisi budaya lokal.

Tradisi Keleman Wayang Kulit ini diharapkan dapat terus dilestarikan oleh generasi mendatang.

Pasalnya, selain menjadi ajang silaturahmi antarwarga, kegiatan ini juga memperkuat identitas budaya Desa Wonoayu sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional.

Redaksi: Tim Wong Bodho Journalist