WONG BODHO..PASSER WONG BODHO MENYOROTI TRANS 7 TERHADAP PONPES LIRBOYO.ATAS PENYUDUTAN TATA PENDIDIKAN DI LIRBOYO DIANGGAP FIODAL
WONG BODHO JURNALIS##Konflik antara Trans7 dan Pondok Pesantren Lirboyo yang dipicu tayangan yang dianggap melecehkan marwah pesantren terus mendapat sorotan. Media Wong Bodho Jurnalis (WBJ) memberikan tanggapan khusus melalui pernyataan resmi yang diutarakan oleh Dedik, Ketua WBJ. Pernyataan tersebut menyoroti dinamika yang terjadi tidak hanya sebagai masalah permintaan maaf, tetapi sebagai cerminan dari pertarungan nilai dalam narasi kebangsaan.
Dedik menegaskan bahwa kisruh ini justru mengungkapkan kembali peran sentral santri dalam sejarah Republik. “Kisruh terkait siaran Trans7 cukup menjawab bahwa santri nusantara adalah pejuang asli republik ini, dan pemahaman terkait nilai kebangsaan yang berakar dari Kyai nusantara masihlah melekat dalam kultur santri,” ujarnya. Pernyataan ini menekankan bahwa nilai-nilai patriotik yang diajarkan para kyai masih hidup kuat di kalangan santri, meski mendapat berbagai tantan.
Lebih lanjut, Dedik menyoroti adanya upaya-upaya untuk menggoyang ketahanan ini dari dalam. “Di tengah serangan yang coba mereka goyang dari dalam, di dalam dinamika politik dewasa ini, menjadi menarik ketika struktur dalam Kyai Nusantara yang terkesan buruk secara personal, coba mereka galih lebih dalam agar masyarakat menjadi bias akan pencerahan,” tambahnya. Komentar ini mengisyaratkan adanya upaya sistematis untuk mendiskreditkan figur kyai dan membuat masyarakat ragu terhadap peran pencerahan yang diemban pesantren.
Namun, menurut WBJ, gerakan protes yang dilakukan oleh alumni Lirboyo justru berdampak sebaliknya. “Gerakan di beberapa tempat semakin menguatkan pengetahuan para pemuda yang minim literasi menjadi paham dan mengerti serta memposisikan diri, bahwa kemerdekaan negara NKRI ini tak ubahnya lahir dari kaum intelektual santri nusantara dan fakta murni perjuangan dari santri nusantara,” pungkas Dedik. Dengan kata lain, insiden ini justru menjadi momentum edukasi publik yang membuka wawasan sejarah banyak kalangan, khususnya generasi muda, tentang kontribusi nyata kaum santri bagi kemerdekaan Indonesia.
Tuntutan permintaan maaf terbuka dari Chairul Tanjung dan kehadirannya di Lirboyo, yang digaungkan oleh Himasal (Himpunan Alumni Lirboyo), dengan demikian ditempatkan dalam kerangka yang lebih luas. Bagi WBJ, ini bukan sekadar urusan gengsi, melainkan bagian dari upaya menjaga martabat dan mengingatkan kembali akan jasa serta peran pesantren sebagai penjaga moral dan nilai-nilai kebangsaan.RED TEAM ##WONG BODHO JURNALIS ##
Posting Komentar